Steroid Pada Radang Tenggorokan |
Pemberian steroid dosis tunggal ternyata tidak cukup untuk mengatasi gangguan radang pada tenggorokan. Terapi ini juga ternyata tidak cukup membantu memperbaiki kondisi pasien lebih cepat. Hal ini disimpulkan berdasarkan data hasil penelitian "randomized-control-trial" yang dilakukan oleh Gail Nicola Hayward, PhD, dari University of Oxford, Inggris yang diterbitkan melalui JAMA tanggal 18 April.
Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan bahwa pasien dengan gangguan radang tenggorokan akut tetap perlu mendapatkan terapi antibiotik. Dalam pengamatan 24 jam, pasien yang mendapat terapi steroid tidak mengalami perbedaan perbaikan radang tenggorokan akut yang signifikan bila dibandingkan dengan mereka yang medapat plasebo, kata Gail Nicola Hayward, PhD.
Pemberian dosis tunggal steroid pada pasien radang tenggorokan memang memiliki angka proporsi penyembuhan yang cukup signifikan. Namun, dalam jumlah objek yang banyak (n=12) hasil studi ini menunjukkan bahwa tidak dianjurkan untuk memberikan steroid sebagai terapi rutin di fasilitas kesehatan primer atau faskes tingkat pertama yang merupakan tempat diberikannya terapi awal pasien.
Dalam peenltian lainnya yang dilakukan oleh Dr Hayward dan koleganya menunjukkan bahwa dengan pemberian kortikosteroid dan antibiotik secara signifikan meningkatkan angka kesembuhan pasien radang tenggorokan akut dalam 24 jam. Sementara dalam penelitian ini, Dr. Hayward dan tim ingin mencari tahu tingkat efektivitas pemberian terapi steroid dosis tunggal pada pasien yang tidak perlu segera mendapatkan terapi antibiotik. Walaupun dari hasil studi ini ternyata pasien radang tenggorokan akut tetap memerlukan pemberian antibiotik sebagai tatalaksana awal.
Penelitian ini dilakukan pada 565 objek yang memenuhi kriteria penelitian, dengan 288 objek mendapatkan terapi dosis tunggal 10 mg deksamethasone dan 277 objek mendapat terapi plasebo. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil penelitian dari perbedaan tingkat keparahan radan, ada atau tidaknya temuan streptokokus pada swab.
Secara sedrhana, studi ini menunjukkan bahwa pemberian steroid tidak mengurangi beratnya gejala pasien, lama terapi, dan juga tidak mengurangi jumlah antibiotik yang digunakan. Walaupun memang terlihat adanya peningkatan peluang kesembuhan dalam 48 jam, namun dalam konteks efek samping terapi steroid jangka pendek dan jangka panjang, hal ini tidak memiliki signifikansi dalam tinjauan klinis, menurut Dr. Hayward.
Radang tenggorokan adalah penyebab umum datangnya pasien ke fasilitas kesehatan primer (di United States tercatat 6,6 juta pasien /per tahun berdasarkan temuan investigator). "Kami tahu, sebagian besar gangguan radang tenggorokan bisa sembuh tanpa pemberian antibiotik, namun dokter keluarga meresepkan antibiotik pada lebih dari setengah jumlah pasien yang datang dengan keluhan radang tenggorokan," Dr. Hayward melanjutkan,"Semakin banyak antibiotik yang Anda konsumsi, maka akan semakin besar resiko terjadinya resistensi terhadap antibiotik di masa yang akan datang, sehingga penting bagi para peneliti untuk menemukan solusi terapi alternatif untuk radang tenggorokan yang tidak menggunakan antibiotik."
Referensi :
Lihat jurnalnya disini
Terima kasih telah mengunjungi dan membaca artikel di website kami. Dapatkan Update Artikel dengan cara mengikuti beberapa Link berikut:
Facebook: https://web.facebook.com/OfficialCatatanDokter
Telegram : https://t.me/catatandokter atau @catatandokter
Artikel Lainnya
No comments:
Post a Comment